Rabu, 08 Februari 2012

PENGARUH DUNIA PERTELEVISIAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bagi anak-anak sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya, bahkan acara “nonton tv” sudah menjadi agenda wajib bagi mereka.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa dan dibubuhi dengan aksesories-aksesories yang menarik, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan televisi dari pada belajar, bahkan merekapun hampir lupa akan waktu makannya. Ini merupakan suatu problematika yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya.
Tidak dipungkiri pula, dengan adanya media masa televisi ini banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh informasi-informasi terbaru yang terjadi dimana pun dan dibelahan dunia manapun. Dengan adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan dapat dengan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya media televisi.
Jika kita kaji lebih jauh sebenarnya media massa televisi mempunyai fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
Dwyer menyimpulkan, sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94% saluran masuknya pesan – pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih kepada eduatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsur-unsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak yang menonton acara televisi tersebut. Oleh sebab itu, sudah seharusnya setiap orang tua mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya dan sehingga dapat melakukan proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh acara televisi tesebut.
Adanya beberapa kasus peniruan yang dilakukan oleh anak-anak terhadap tokoh idola dari televisi yang mengakibatkan kecelakaan menjadi latar belakang peneletian ini. Masalah yang muncul ketika banyaknya stasiun televisi yang menayangkan tayangan kekerasan. Apakah anak yang merupakan penonton berat akan berpengaruh pada tingkat imitasi anak terhadap perilaku kekerasan dan apakah pendampingan orangtua dapat mempengaruhi pula tingkat imitasi anak terhadap perilaku kekerasan.
Kecenderungan meningkatnya tindak kekerasan dan perilaku negatif lainnya pada anak diduga sebagai dampak gencarnya tayangan televisi. Karena media ini memiliki potensi besar dalam merubah sikap dan perilaku masyarakat terutama anak-anak yang relatif masih mudah terpengaruh dan dipengaruhi. Hasil penelitian para ahli menunjukan bahwa tayangan televisi bisa mempengaruhi perilaku anak dan juga sebaliknya tidak berpengaruh apa-apa. Pengaruh ini justru lebih dominan dipengaruhi oleh keharmonisan keluarga. Anak dari keluarga harmonis lebih memiliki benteng/penangkal dalam menyikapi tayangan televisi. Oleh karena itu penangkal yang paling ampuh terhadap dampak negatif tayangan televisi adalah menciptakan keluarga yang harmonis, keluarga yang berusaha menanamkan norma luhur dan nilai agama dalam kehidupan sehari-harinya. Begitu pula stasiun televisi mempunyai tanggung jawab mendidik masyarakat dan anak bangsa melalui pemilihan acara yang tepat
Di sekitar kita, rasanya sering kita melihat anak yang baru saja nonton film cowboy di layar televisi, lalu berlari ke halaman rumah kemudian berguling-guling dan berteriak "dor dor.. dor... sambil memegang pistol mainan atau apa saja yang di pegangnya. Sering pula kita mendengar ucapan-ucapan yang kurang pas dilontarkan mereka menirukan idolanya di TV. Begitu pula bagaimana anak-anak meniru berbagai adegan sadis, sensual, dan erotik yang setiap saat dapat disaksikan melalui layar TV. Tokoh-tokoh film anak, seperti Superman, Dora Emon, Satria Baja Hitam, Power Ranger, dan tokoh lainnya sungguh melekat dalam kehidupan mereka, bahkan kondisi seperti ini dimanfaatkan betul oleh para pedagang. Mereka membuat busana anak yang mirip dengan para tokoh tersebut dan hasilnya sangat digemari anak-anak.
Kecenderungan lain adalah anak-anak dan para remaja merasa bergengsi bila makan makanan yang sering muncul di layar TV. Makanan fast food seperti fried chicken, pizza, hamburger, dan jenis makanan lainnya yang di negara asalnya merupakan makanan biasa menjadi makanan luar biasa (bergengsi). Anak-anak mulai tahu bahkan paham betul merk-merk dagang terkenal termasuk merk mobil yang mungkin mustahil terjangkau oleh kocek orang tuanya. Lebih mengkhawatirkan lagi mereka lebih suka nongkrong di depan TV, dibandingkan belajar, membaca, ataupun mengerjakan pekerjaan rumah dari gurunya.
Memang televisi semakin dekat dengan anak. Banyaknya pilihan acara yang disuguhkan dari berbagai stasiun televisi, membuat anak semakin senang nongkrong di depan layar televisi. Pihak stasiun televisi tidak sedikit menyediakan acara-acara khusus untuk dikonsumsi anak-anak. Simak saja acara-acara Sabtu dan Minggu pagi hampir semua stasiun TV menyajikan program anak-anak. Apalagi kini komunikasi antara orang tua dan anak cenderung berkurang sebagai konsekuensi kesibukan para orang tua pada pekerjaaanya serta makin hilangnya budaya dongeng orang tua saat pengantar tidur. Pendek kata, televisi sudah merupakan teman akrab mereka yang setiap saat mereka bisa menyaksikannya. Tulisan ini akan mencoba menganalisis bagaimana potensi media televisi dan dampaknya terhadap perilaku anak serta konstribusi faktor keluarga dalam menangkal gencarnya siaran televisi tersebut.
Uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat belajar dengan Prestasi Belajar siswa dalam bentuk Karangan Ilmiah dengan :
1.   Tema : Perkembangan Moral Anak
2.   Aspek Masalah : Pengaruh Dunia Pertelevisian
3.   Judul : Pengaruh Dunia Pertelevisian Terhadap Perkembangan Moral Anak
B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan kajian masalah diatas identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan kedalam pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apakah terdapat pengaruh media televisi, perkembangan moral anak dapat berubah?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan moral anak?
3.      Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan akibat tayangan-tayangan yang ada ditelevisi terhadap perkembangan moral anak?
4.      Upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk meminimalisasikan terjadinya dampak negatif dari dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak?
C.    BATASAN MASALAH
Mengingat dan menimbang bahwa ruang lingkup materi mengenai media massa cukup luas, untuk itu penulis memberi batasan pada masalah yang akan dibahas pada tulisan ini, yaitu pengaruh dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak khususnya pada anak-anak yang berada di daerah Kp. Menceng, Jakarta Barat.

A.                D.  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1.   ”Apakah terdapat pengaruh penggunaan media televisi terhadap perkembangan moral pada anak-anak yang berada di daerah Kp.Menceng, Jakarta Barat?”
B.     MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka menambah wawasan pemikiran dan pengetahuan khususnya mengenai tontonan televisi dan perkembangan moral anak
2.      Manfaat Praktis
v  Bagi Anak :
-          Membantu anak dalam proses perkembangan moral kearah yang lebih baik.
-          Mengarahkan tontonan yang lebih bernilai edukatif bukan rekreatif saja.
v  Bagi Orang tua :
-          Lebih berhati-hati dalam memilih tayangan televisi untuk ditonton anak.
-          Dapat mengantisipasi dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dari acara-acara televisi.
v  Bagi Peneliti :
-          Dapat memberi masukan tentang penggunaan televisi yang cocok untuk perkembangan moral anak.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Kerangka Teoritis dan Penelitian yang Relevan
1.      Pengertian Perkembangan
Untuk memperjelas pengertian dan pemahaman tentang perkembangan moral anak maka kita simak pendapat  menurut  beberapa tokoh sebgai berikut:
G. Stanley Hall dalam teori evolusioner, menyatakan bahwa perkembangan anak mengikuti jalan evolusi yang alami yang dapat diungkapkan dengan study anak. Ia membuat teori bahwa perkembangan anak melalui tahapan-tahapan dengan motif dan kemampuan yang berbeda di tiap tahap[1].
Menurut Santrock dan Yussen  (1992) dikatakan bahwa perkembangan merupakan pola perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlangsung sepanjang hayat[2].
Dari penjelasan menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan adalah perubahan manusia yang mengalami perkembangan secara alami, namun dapat pula dipengaruhi oleh faktor latihan dan lingkungan yang membentuknya.
2.      Perkembangan Moral Anak-Anak
Piaget, menyatakan bahwa anak berpikir tentang moralitas dalam dua cara, tergantung tingkat perkembangannya. Cara atau tahap pertama adalah cara heteronomus yang terjadi pada anak berusian antara 4-7 tahun.pada tahap perkembangan moral ini, anak menganggap keadilan dan aturan sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah dan lepas dari kendali manusia. Kemudian pada cara atau tahap kedua adalah sekitar 10 tahun ke atas, yaitu anak sudah menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum diciptakan oleh manusia[3].
Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Menurutnya terdapat 6 tahap perkembangan penalaran moral dan terdapat tiga tingkatan[4].
Dari penjelasan menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan moral (moral development) Perkembangan moral adalah perubahan penalaran,  perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Hal itu berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
3.      Media Masa
Media masa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media masa ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang. Dengan adanya media masa seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan cepat. Tak hanya itu, perubahan prilaku anak karena adanya media masa bisa kearah positif dan negatif. Berbagai berita yang disajikan melalui media masa dapat berpengaruh besar dalam perkembangan gender. Bagaimana cara wanita tampil ditelevisi, majalah, atau Koran amat berbeda dengan laki-laki, wanita lebih banyak ditampilkan diberbagai iklan[5].
4.      Televisi
T.S. Eliot, penyair inggris kelahiran Amerika abad ke-20 menyatakan bahwa Televisi adalah sebuah media hiburan yang mengizinkan jutaan orang mendengarkan lelucon yang sama pada saat yang sama, namun tetap kesepian[6].  
Menurut Evry (1952), menyatakan bahwa 33,3% dari anak-anak yang sering menonton televisi oleh gurunya dinilai sebagai anak-anak yang tidak tenang (gelisah), sedangkan Lewis (11) memperoleh hasil, bahwa anak-anak yang menonton televisi lebih dari 11-15 jam seminggu mengalami pengurangan prestasi mereka disekolah[7].
Leifer dkk, menyatakan bahwa televisi bukan hanya merupakan hiburan bagi anak-anak, tetapi juga sarana sosialisasi yang penting[8]. Menonton televisi merupakan salah satu hiburan yang disukai oleh sebagian anak-anak. Mereka senang pertunjukan kartun dan acara-acara lain yang diperuntukkan bagi tingkat usianya disamping acara-acara untuk orang dewasa.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Banyaknya program-program TV swasta dan apalagi dengan parabola, membuat anak semakin tersita waktunya untuk nonton TV. Terlebih lagi apa yang ditayangkan di Televisi berdampak positif dan negatif bagi perkembangan moral anak.

B.     Penelitian yang Relevan
Usaha yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian adalah lebih memanfaatkan buku-buku yang terkait dengan perkembangan anak, perkembangan moral anak, dan media massa.  Setelah melakukan pencarian penulis menemukan penelitian yang hampir mirip atau hampir sama dengan penelitian ini yaitu ‘’ Pengaruh dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral Anak’’ yang merupakan hasil Skripsi dari Nana Raudhonah mahasiswa universitas Muhammadiyah Jakarta yang diselesaikan tahun 2011.
Dalam hasil penelitian yang dikemukakan Nana Raudhonah pokok permasalahan yang dikaji adalah mengenai Perhatian Orang tua terhadap anak yang dapat meningkatkan minat belajar anak.
Kajian tersebut berbeda dengan penelitian yang sedang penulis kerjakan, penulis mengkaji tentang perhatian orang tua dan motivasi belajar yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar anak.
C.    Kerangka Berpikir
Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri individu menuju tingkat kematangan, yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik dilihat secara fisik maupun psikisnya yang dipengaruhi oleh faktor latihan dan lingkungan yang membentuknya.
Setiap anak memiliki perkembangan moral yang berbeda-beda. Perbedaan itu diamtai sehingga akan muncul faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan moral anak berbeda-beda. Keadaan ini membuat penulis melakukan penelitian lebih dalam terkait masalah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat pengaruh dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak.
D.    Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak
H1  :  Ada pengaruh yang signifikan antara dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris apakah ada pengaruh dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak yang berada di daerah Kp. Menceng, Jakarta Barat
B.     WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di daerah Kp. Menceng. Kelurahan Tegal Alur Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat. Penulis memilih lokasi ini karena tempatnya strategis atau mudah di jangkau dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012 pada saat hari libur yaitu sabtu dan minggu, penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, agar tidak ada  yang terganggu dalam melakukan penelitian ini.
B.     METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat ada atau tidak adanya  pengaruh dunia pertelevisian terhadap perkembangan moral anak.

C.    POPULASI DAN SAMPEL
1.      Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang berada di daerah Kp. Menceng, Jakarta Barat[9]. Dengan jumlah 58 anak yang terdiri dari 35 anak yang di eksperimen dan 23 anak yang dikontrol.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi[10]. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunaka teknik simple random sampling. Teknik ini merupakan sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Metode pengambilan sampel dengan random sederhana dalam penelitian ini ditempuh dengan cara undian atau kocokan.
Sampel adalah anak yang berada di daerah Kp. Menceng, Jakarta Barat yang terdiri dari dua RT (A dan B). Dari dua RT ditentukan daerah eksperiman dan daerah kontrol secara random (acak). Dari hasil pengundian tersebut diperoleh daerah RT A sebagai daerah eksperimen dan RT B sebagai daerah kontrol.
D.    VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas (X)            :  Dunia Pertelevisian
Variabel Terikat (Y)          :  Perkembangan Moral Anak
E.     DEFINISI OPERASIONAL
1.      Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2.      Dunia Pertelevisian merupakan hiburan bagi anak-anak, tetapi juga sarana sosialisasi yang penting
3.      Perkembangan Moral Anak adalah perubahan penalaran,  perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah
F.     INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian soal  pada penelitian ini berupa tes Objektif berupa pilihan selalu, kadang-kadang, tidak pernah berjumlah 15 soal. Dan tes subjektif berupa wawancara terstruktur berjumlah 5 soal.
G.    TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes objektif dan subjektif kepada sampel yaitu anak-anak di daerah Kp. Menceng, yang akan diberikan ketika mereka liburan yaitu disaat hari sabtu dan minggu.


[1] John W. Santrock, Perkembangan Anak Jilid 1, Ciracas : Erlangga, 2007, h. 9
[2] Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, DepDikBud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru SD, 1999, h. 8
[3] Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, DepDikBud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru SD, 1999, h.181
[4] Ibid, h. 184
[5] Hera Lestari dkk, Pendidikan Anak Di SD, Jakarta : Universitas Terbuka, 2007, h. 4.30
[6] John W. santrock, Perkembangan Anak, Ciracas : Erlangga, 2007, h. 296
[7] Dr. W. A. Gerungan DIPL. PSYCH, Psikologi Sosial, Bandung : PT. Eresco, 1988, h.197
[8] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Ciracas : Erlangga, h. 162
[9] Sugiyono, StatistikauntukPenelitian, Bandung: CV.Alfabeta, 2003, h.55
[10] Ibid, h.56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar